top of page

Belanja Kamera Analog di Ebay? Yuk Baca Dulu!

  • Writer: Aditya Wahyutomo
    Aditya Wahyutomo
  • Jan 3, 2019
  • 6 min read

Pengguna kamera analog di Indonesia kembali tumbuh semenjak tahun 2009. Beberapa influencer di Instagram dan Facebook menjadi pemula dan menjadi kompor pergerakan kamera analog di Indonesia. Hasilnya cukup signifikan. Harga-harga roll film di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan harga kamera. Beberapa tipe kamera harganya bahkan sudah di luar kewajaran.


Tingginya peminat kamera analog juga membuat jumlah lab pengolah film negatif berjamuran di Jakarta dan kota besar lainnya. Rata-rata lab pengolah film negatif muncul menawarkan transaksi online. Suatu hal yang tak bisa ditawarkan oleh lab pengolah film negatif yang lebih dahulu hadir. Bahkan lab pengolah film negatif tersebut mampu memberikan hasil scan film negatif ke surat elektronik pelanggannya secara langsung.

Meningkatnya tren kamera analog juga berimbas langsung dari sumber mendapatkan kamera tersebut. Beberapa anak muda mendapatkan kamera dari orang tua mereka. Beberapa berburu secara langsung maupun secara daring.


Jika berburu secara langsung, beberapa orang memilih untuk ke Pasar Baru. Harus diakui Pasar Baru masih menjadi surga untuk penikmat kamera analog. Selain itu ada sebuah bazaar bernama Lowlight Bazaar yang kerap hadir di sekitaran Jakarta dan Bandung. Di sana beberapa pedangan dari Pasar Baru dan pedagang dari Instagram bertemu menjajakan produk mereka. Sementara itu bagi mereka yang mencari secara daring, Instagram, Bukalapak, Kaskus, dan Facebook Group menjadi pilihan utama. Tapi tak jarang juga ada yang mencoba melalui Ebay.


Saya telah mencoba berbagai cara di atas, namun yang belum pernah saya coba adalah Ebay. Ada yang bilang harga di Ebay berpotensi lebih mahal dari harga pasaran di Jakarta. Tetapi harus diakui, kamera dari Ebay terutama yang berasal dari Jepang sebagian besar berkualitas sangat bagus. Bahkan jauh lebih bagus dari yang ada di Jakarta.


Berikut ini saya utarakan pengalaman saya ketika membeli barang dari Ebay sampai akhirnya ke tangan saya. Termasuk cara-cara menebus kamera dari Bea Cukai.


1. Tentukan Kamera yang Mau Dibeli

Saya sudah memutuskan untuk membeli Canon EOS 5. Sebenarnya saya sudah memiliki saudara dari kamera ini yaitu Canon A2E. Tapi kamera tersayang itu harus jatuh dari tas pada sebuah kesempatan. Kemudian saya memutuskan untuk membeli kamera yang sejenis dari Ebay.




2. Cari Top Rated Seller dan Pertimbangkan Asal Kamera

Setelah membuka Ebay dan mencari Canon EOS 5, cara selanjutnya adalah mensortir kamera mana yang akan kita beli. Alat sortir pertama saya adalah mengenai Top-Rated Seller. Sama seperti di Indonesia dan beberapa market place, kita selalu mencari penjual yang sudah terpercaya dan memiliki rekam jejak positif kan? Nah itu pula yang saya lakukan.


Kedua adalah saya pilih asal kamera. Saya memilih Jepang karena saya sudah punya informasi bahwa barang-barang dari Jepang umumnya memiliki kondisi nyaris sempurna. Jika diperhatikan, beberapa barang dari Amerika Serikat, Australia, atau Eropa biasanya menawarkan harga yang lebih murah. Jika Anda tak mempertimbangkan soal kualitas, mungkin Anda bisa menjajal membeli kamera analog dari Amerika Serikat.


3. Cek Kondisi Kamera

Hal selanjutnya yang saya lakukan adalah mencari kamera dengan kualitas dan kondisi yang masih bagus. Dalam beberapa toko, kondisi kamera akan disertakan di awal judul. Ada beberapa klasifikasi. Sayapun awalnya tak paham. Tapi ini adalah beberapa tahapan kondisi kamera menurut penjual yang saya kontak:


MINT : Bekas seperti baru.

Near Mint : Ada bekas pemakaian.

EXC +++++ : Ada bekas pemakaian dan komestik kamera ada tanda bekas terpakai

EXC+++ : Tanda bekas pemakaian, barang bekas dengan kondisi umum

EXC : Banyak tanda bekas pemakaian, di bawah rata-rata.

Very Good : Ada beberapa goresan atau tanda di kamera tetapi bekerja dengan baik.

As-Is : Butuh perbaikan. Beberapa bagian kamera mungkin hilang atau rusak


Saya mengerucutkan di MINT atau Near Mint. Pertimbangannya karena memang saya ingin mendapat kamera terbaik ketika membeli dari Ebay.


4. Cek Harga dan Ongkos Kirim

Langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mengumpulkan beberapa kamera dan membandingkan harga satu sama lain. Coba pertimbangkan secara matang dan cari tahu apa saja yang didapat dari paket pembelian. Dalam contoh saya, paket berisi strap asli Canon berwarna biru.


Jasa ekspedisi yang ditawarkan saat itu adalah EMS. Saya meminta penjual untuk mempercepat estimasi pengiriman karena kamera akan saya gunakan ketika Natal tiba. Hasilnya, biaya ongkir yang seharusnya 15 USD menjadi 45 USD. Lumayang memang, tetapi karena saya terburu-buru, ada waktu yang harus dibayar.


5. Pertimbangkan Pajak yang Harus Ditebus

Jujur saya tak mempertimbangkan hal ini di awal. Tapi setelah pertama kali membeli saya baru sadar seharusnya mempertimbangkan hal ini. Ada beberapa platform yang menyediakan cara-cara untuk mensimulasi biaya yang harus anda keluarkan. Salah satunya adalah https://berhitung.id/kalkulator/pajak/bea-masuk-pajak-impor .


Oh ya! Penting untuk memberikan informasi NPWP dalam paket. Saat itu saya meminta penjual untuk menuliskan NPWP saya tetapi entah lupa atau bagaimana, ia tak menulis NPWP saya dan saya mendapat ekstra potongan di PPH.


6. Beli!

Jika semua dirasa sudah cocok, maka langkah selanjutnya adalah membeli kamera. Pembayaran dapat dilakukan melalui kartu kredit atau PayPal. Saat itu saya memutuskan untuk menggunakan kartu kredit karena lebih mudah.


7. Tunggu

Langkah selanjutnya adalah menunggu Airway Bill dari Ebay maupun email langsung dari EMS. Melalui AWB tersebut kita bisa melacak di mana kamera kita sedang berada. Jika berdasarkan data dari EMS yang saya terima, maka total waktu yang saya butuhkan dari membeli sampai kamera sampai di Indonesia adalah 7 hari. Cukup cepat bukan? Tapi ini bisa saja lebih melambat jika kita tak mau cari tahu mengenai proses selanjutnya.




8. Pantau di Bea Cukai

Setelah mendapatkan informasi bahwa kamera saya sudah sampai di Indonesia, saya sudah tak pernah lagi membuka tracking dari EMS. Selanjutnya saya beralih ke http://www.beacukai.go.id/barangkiriman . Di sini saya mencari tahu status barang saya menggunakan AWB dari EMS. Jika berdasarkan gambar sesuai pengalaman saya, kamera setidaknya menginap 3 hari di bea cukai Jakarta.




9. Membayar Pajak

Setelah melewati berbagai tahapan. Maka akhirnya Bea Cukai mengeluarkan biaya yang harus dibayar sebelum kamera bisa meninggalkan kantor bea cukai. Saya cukup terkejut karena total billing saya hampir mencapai Rp 700 ribu. Padahal harga kamera saya hanya Rp 1,7 juta. Luar biasa mahal bukan?




Lalu saya menghubungi Bea Cukai di 1500-225. Setelah dijelaskan secara rinci, ternyata PPH saya seharusnya tak sebesar yang tertera di billing. Tapi karena tak ditemukan NPWP maka saya dikenakan tarif maksimal. Saya bisa saja mendapat pengurangan jika melakukan banding. Tapi disayangkan, banding hanya bisa dilakukan secara langsung di kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta.


Setelah saya timbang-timbang, biaya ke Soekarno-Hatta juga lumayan besar. Terlebih lagi menjelang Natal kesibukan makin menumpuk. Kemudian saya relakan saja membayar pajak lebih. Tapi buat teman-teman, jangan ditiru ya! Perjuangkan hak anda sampai kau bisa!

Menurut pegawai yang saya hubungi, billing bisa dilunasi dan melakukan banding setelah itu. Kamera saya sebenarnya juga bisa langsung diambil meski tengah dalam proses banding. Tapi sekali lagi saya enggan untuk ke kantor Bea Cukai Soetta.


Lalu pertanyaan selanjutnya, ke mana saya harus membayar? Rupanya saya harus membayar semua tagihan di Kantor Pos yang sudah ditentukan. Ditentukan di mana? Saya awalnya juga tidak tahu. Tapi saya kembali menghubungi 1500-225 dan diberitahu bahwa pembayaran pajak bisa dilakukan di Kantor Pos Ciputat.


Saya datang hari Sabtu jam 1 siang. Seharusnya loket pelayanan paket dari luar negeri sudah tutup dari pukul 12 siang, tetapi karena kebaikan petugas, beliau dengan senang hati menerima saya. Sayapun menginformasikan AWB kamera dan diberi formulir tagihan. Saya kemudian diminta membayar di loket POS yang hari itu sepinya bukan main.


Setelah saya perhatikan, ternyata ada tagihan tambahan. Haduuhhh. Memang jumlahnya tidak besar, tetapi pertanyaannya kenapa tak disertakan di awal. Tambahan tagihan tersebut adalah biaya pelabuhan yang menurut saya harusnya diinformasikan sebelum kita hendak membayar.


Selesai membayar, saya kembali ke loket paket intenasional dan mendapatkan kamera saya! Ya, kamera saya sudah berada di Ciputat sejak tanggal 21 Desember sementara saya baru mengambil tanggal 22 Desember.


10. Cek Kondisi Kamera

Setelah sampai, cek langsung kamera Anda! Jika ada masalah, laporkan atau berlakukan retur. Sementara di kasus saya, kamera berjalan dengan baik. Dan benar saja hasilnya sangat memuaskan. Barang mulus gan.



Abaikan lensa yang kotor. Lensa di luar pembelian.


Jujur apa yang saya alami bisa dibilang cukup mudah dan cepat karena total hanya membutuhkan waktu 7 hari dari proses pembayaran. Bahkan bisa saja selesai dalam 6 hari jika saya cukup cepat. Ini bertolak belakang dengan beberapa pengalaman yang saya baca di internet yang bahkan bisa memakan waktu sebulan karena menginap di Bea Cukai.


Saya juga sebenarnya pernah mengalami pengiriman yang lambat dari Jerman. Waktu itu barang yang saya beli adalah buku dan membutuhkan lebih dari 5 bulan untuk sampai ke tangan saya. Saya sampai lupa pernah beli buku ini Hehehe. Sementara itu, pengalaman saya beli barang dari luar negeri memang tak pernah bermasalah karena rata-rata adalah buku yang tak mahal.


Jika ada yang punya pengalaman serupa boleh berbagi atau jika ada proses yang saya lewatkan, tolong diingatkan. Terima Kasih.


Kommentare


  • LinkedIn Social Icon
  • Black Facebook Icon
  • Black Instagram Icon

© 2023 by The Art of Food. Proudly created with Wix.com

bottom of page